Selamat Datang di blog KUA Kecamatan Purwokerto Timur, Dalam rangka meningkatkan pelayanan prima, KUA Purwokerto Timur menerapkan pelayanan berbasis IT

Minggu, 31 Mei 2015



M. Jasin: ini 9 Alternatif Solusi untuk KUA

  •  Monday, 01 June 2015 | 09:16 
  •  Sigit Kamseno 
  •  Berita
  
Jakarta, bimasislam— DirektoratJenderal Bimbingan MasyarakatIslam (Ditjen Bimas Islam) terus berupaya melakukanperbaikan dalam peningkatan kualitas layanan publik,salah satunya kualitas layanan publik pada KantorUrusan Agama (KUAsebagai perpanjangan tanganKemenag di tingkat kecamatan.

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama juga telahmemetakan kondisi obyektif dan sejumlahpenyimpangan yang masih terjadi di sejumlah KUAsaat iniMenurut Inspektur Jenderal KemenagMoch.Jasinterdapat sepuluh permasalahan KUA secarakondisionaldan 16 penyimpangan yang perlu segeradibenahi.

Saat menjadi narasumber dalam Rapat KoordinasiNasional (RakornasBimas Islam di hotel Mercure, Jakarta, Jumat (29/05), Jasin mengatakan secara kondisional terdapat sepuluh permasalahan pada sejumlah KUA di Indonesia. Kondisitersebut misalnyaselain kurangnya sarana prasarana seperti kendaraan operasionalaliran listrikdan sebagainyajuga masih terdapatsejumlah gedung KUA yang berdiri di atas tanah wakaf atau lahan milik PemdaSelain itudikatakan Jasinkondisi geografis di beberapadaerah juga turut menghambat sejumlah KUA untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPKitu juga mencatat 16 penyimpangan yang masih terjadi di sejumlah KUAantaralain kebiasaan sebagian masyarakat yang masih belum terbiasa bertransaksi di bank, sehingga memilih untuk menitipkan setoran biayanikah kepada pegawai KUASelain ituJasin melanjutkansebagian KUA masih ada yang belum melakukan sosialisasi terkait biaya nikahmelalui media banner, spandukdan semacamnya.

Merespon kondisi tersebutkata JasinInspektorat Jenderal Kementerian Agama memberikan sembilan alternatif solusi bagi KUA menujulayanan bebas gratifikasiKesembilan alternatif solusi itu adalah: (1) Jabatan Kepala KUA tidak merupakan jabatan strukturaltetapiditetapkan seperti Kepala Madrasah; (2) Membuat standar minimum gedung KUAbalai nikahdan sarana prasarananya; (3) PemerataanSDM KUAsesuai dengan jumlah peristiwa Nikah Rujuk N/R; (4) Perlunya penataan Barang Milik Negara (BMN) di KUA, baik gedungmaupun kendaraan dinas yang masih berplat nomor Jakarta; (5) Perlunya pembedaan formulir antara pernikahan yang dilaksanakan dikantor dan di luar kantor.

Kemudiansambung Jasinsolusi alternatif berikutnya adalah: (6) Perlu kerja sama dengan bank penerima setoran agar setoran bisadilakukan lewat ATM, M-Banking, dan Internet Banking, dengan menu isian (formulir) yang dirumuskan oleh Ditjen Bimas Islam dan pihakbank; (7) Perlu dibuat pengkodean atau nomor induk tiap KUAsehingga dengan menulis kode KUAakan mudah diketahui. Hal ini akanmemudahkan penghitungan setoran setiap peristiwa nikah pada setiap KUA di seluruh Indonesia; (8) Perlu penertiban pencatatan nomorseri buku nikah pada setiap jenjangsehingga apabila terjadi kehilangan atau penyalahgunaanakan mudah diketahui dari mana bukunikah tersebut; (9) Perlu adanya supervisi secara berjenjang terkait dengan pelayanan pernikahandari tingkat PusatKanwil KemenagProvinsidan Kankemenag Kabupaten/Kota.(ska/foto:bimasislam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer